Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian II
Di pos sebelumnya yang sudah kita bahas bersama disini: Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian I, kita sudah membahas mengenai strategi portofolio aktif dan strategi portofolio secara umum.
Seperti yang kita bahas, bahwa portofolio saham itu merupakan kombinasi beberapa saham, di mana portofolio bisa dibagi menjadi portofolio diversifikasi dan portofolio konsentrasi. Selain itu, portofolio investasi dibagi menjadi strategi portofolio aktif dan portofolio pasif.
Di bagian II tulisan ini, kita akan membahas lebih detail mengenai strategi portofolio pasif dan penerapannya di dalam investasi saham.
JENIS STRATEGI PORTOFOLIO PASIF
Ada dua cara atau jenis yang digunakan ketika menggunakan strategi portofolio pasif, yaitu beli dan simpan saham (buy and hold) dan mengikuti indeks saham / sektor (Indexing alias trend following). Berikut penjelasannya:
1. Beli dan simpan (buy and hold)
Strategi ini dilakukan dengan cara menganalisa saham-saham perusahaan secara detail berdasarkan kinerja fundamental & laporan keuangannya. Setelah itu, investor akan memilih saham2 yang bagus yang dianggap mampu mencetak return / profit maksimal.
Setelah itu, investor akan menyimpan (hold) saham tersebut dan tidak menjualnya dalam jangka waktu tertentu. Sesuai dengan namanya, strategi ini dinamakan dengan beli dan simpan. Investor tidak banyak memantau pergerakan harga saham (pasif).
2. Mengikuti indeks (indexing)
Strategi ini dilakukan dengan cara mengikuti pergerakan indeks, yaitu investor melakukan diversifikasi modal ke beberapa saham di satu indeks saham tertentu. Harapannya, invetor mendapatkan return yang kurang lebih sama dengan return indeks yang bersangkutan.
Sebagai contoh, investor membeli beberapa saham yang tergabung dalam indeks LQ45, dengan tujuan mendapatkan return ekspektasi yang kurang lebih sama dengan indeks LQ45 tersebut.
KELEBIHAN & KEKURANGAN STRATEGI PORTOFOLIO PASIF
Sesuai namanya, strategi portofolio pasif berarti investor pasif alias tidak banyak melakukan aktivitas jual beli saham. Namunbukan berarti investor tidak mengamati, menganalisa atau mengabaikan informasi2 penting yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham di portofolio investor.
Analisa dan pengetahuan market tetaplah menjadi hal utama yang dibutuhkan oleh investor yang menjalankan strategi pasif untuk bisa memilih saham2 yang berkualitas.
Banyak pertentangan bahwa strategi portofolio pasif cocok untuk investor yang tidak memiliki banyak waktu memantau saham. Di satu sisi, perdebatan lain mengatakan bahwa strategi pasif membuat investor sering ketinggalan informasi2 relevan di pasar saham.
Oleh karena itu, anda perlu memahami kelebihan maupun kekurangan yang ada pada penerapan strategi portofolio pasif. Sekarang, mari kita bahas.
Kelebihan Strategi Portofolio Pasif
Investor tidak perlu melakukan banyak eksekusi beli jual dalam investasi. Hal ini dapat meminimalkan bias dalam analisis dan mengambil keputusan invetasi. Karena investor tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu (yang bisa menyebabkan bias) di dalam analisis saham.
Investor melakukan aksi / eksekusi jika target-target investor telah tercapai atau adanya kejadian yang menyebabkan anomali harga saham. Anomali bisa terjadi dalam dua hal, yaitu yang menyebabkan harga saham naik atau turun secara signifikan.
Kekurangan Strategi Portofolio Pasif
Strategi portofolio pasif akan memberikan return realisasi kurang lebih sama dengan return pasar. Hal ini karena pada strategi portofolio pasif investor memprioritaskan untuk memilih saham berdasarkan pergerakan indeks saham tertentu.
Sehingga dengan strategi tersebut, investor juga berpotensi kehilangan momen-momen yang bagus untuk mendapatkan abnormal return positif pada saat terjadi kenaikan harga saham yang cukup tinggi ketika ada sentimen2 positif di pasar saham.
Hal ini kebalikan dari strategi portofolio aktif, di mana investor akan lebih aktif memilih saham-saham yang bisa memberikan potensi return yang maksimal, diatas return pasar.
Itulah strategi portofolio pasif yang sudah kita bahas bersama di bagian II tulisan ini. Semoga bermanfaat untuk anda dapat anda jadikan sebagai referensi.
Ada dua cara atau jenis yang digunakan ketika menggunakan strategi portofolio pasif, yaitu beli dan simpan saham (buy and hold) dan mengikuti indeks saham / sektor (Indexing alias trend following). Berikut penjelasannya:
1. Beli dan simpan (buy and hold)
Strategi ini dilakukan dengan cara menganalisa saham-saham perusahaan secara detail berdasarkan kinerja fundamental & laporan keuangannya. Setelah itu, investor akan memilih saham2 yang bagus yang dianggap mampu mencetak return / profit maksimal.
Setelah itu, investor akan menyimpan (hold) saham tersebut dan tidak menjualnya dalam jangka waktu tertentu. Sesuai dengan namanya, strategi ini dinamakan dengan beli dan simpan. Investor tidak banyak memantau pergerakan harga saham (pasif).
2. Mengikuti indeks (indexing)
Strategi ini dilakukan dengan cara mengikuti pergerakan indeks, yaitu investor melakukan diversifikasi modal ke beberapa saham di satu indeks saham tertentu. Harapannya, invetor mendapatkan return yang kurang lebih sama dengan return indeks yang bersangkutan.
Sebagai contoh, investor membeli beberapa saham yang tergabung dalam indeks LQ45, dengan tujuan mendapatkan return ekspektasi yang kurang lebih sama dengan indeks LQ45 tersebut.
KELEBIHAN & KEKURANGAN STRATEGI PORTOFOLIO PASIF
Sesuai namanya, strategi portofolio pasif berarti investor pasif alias tidak banyak melakukan aktivitas jual beli saham. Namunbukan berarti investor tidak mengamati, menganalisa atau mengabaikan informasi2 penting yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham di portofolio investor.
Analisa dan pengetahuan market tetaplah menjadi hal utama yang dibutuhkan oleh investor yang menjalankan strategi pasif untuk bisa memilih saham2 yang berkualitas.
Banyak pertentangan bahwa strategi portofolio pasif cocok untuk investor yang tidak memiliki banyak waktu memantau saham. Di satu sisi, perdebatan lain mengatakan bahwa strategi pasif membuat investor sering ketinggalan informasi2 relevan di pasar saham.
Oleh karena itu, anda perlu memahami kelebihan maupun kekurangan yang ada pada penerapan strategi portofolio pasif. Sekarang, mari kita bahas.
Kelebihan Strategi Portofolio Pasif
Investor tidak perlu melakukan banyak eksekusi beli jual dalam investasi. Hal ini dapat meminimalkan bias dalam analisis dan mengambil keputusan invetasi. Karena investor tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu (yang bisa menyebabkan bias) di dalam analisis saham.
Investor melakukan aksi / eksekusi jika target-target investor telah tercapai atau adanya kejadian yang menyebabkan anomali harga saham. Anomali bisa terjadi dalam dua hal, yaitu yang menyebabkan harga saham naik atau turun secara signifikan.
Kekurangan Strategi Portofolio Pasif
Strategi portofolio pasif akan memberikan return realisasi kurang lebih sama dengan return pasar. Hal ini karena pada strategi portofolio pasif investor memprioritaskan untuk memilih saham berdasarkan pergerakan indeks saham tertentu.
Sehingga dengan strategi tersebut, investor juga berpotensi kehilangan momen-momen yang bagus untuk mendapatkan abnormal return positif pada saat terjadi kenaikan harga saham yang cukup tinggi ketika ada sentimen2 positif di pasar saham.
Hal ini kebalikan dari strategi portofolio aktif, di mana investor akan lebih aktif memilih saham-saham yang bisa memberikan potensi return yang maksimal, diatas return pasar.
Itulah strategi portofolio pasif yang sudah kita bahas bersama di bagian II tulisan ini. Semoga bermanfaat untuk anda dapat anda jadikan sebagai referensi.
Belum ada Komentar untuk "Strategi Portofolio Aktif dan Pasif - Bagian II"
Posting Komentar